Bacalah kutipan novel ini dengan saksama! Dalam perkawinan, perkataan orang tualah yang berlaku, dan anak itu hanya menurut saja. (Sumber: Azab dan Sengsara, Merari Siregar) Keterkaitan nilai dalam novel tersebut dengan kehidupan saat ini yaitu . Pendapat anak tidak penting dalam menentukan jodohnya sendiri.
Azab dan Sengsara Novel “Azab dan Sengsara” karya Merari Siregar ini mengangkat tema tentang adat dan kebiasaan di masyarakat yang dapat membawa kesengsaraan dalam kehidupan. Adat dan kebiasaan yang dijelaskan dalam novel tersebut adalah adat dan kebiasaan menjodohkan anak yang menyebabkan kesengsaraan untuk dua anak manusia karena kasih
Setelah satu tahun Aminudin menikah, Mariamin pun terpaksa menikah dengan seorang berani bernama Kasibun dari Padangsidempuan. Hidupnya sangat menyedihkan karena tabiat suaminya sangat kasar. (Novel Arab dan Sengsara, Merapi Siregar) Unsur budaya yang tampak pada cuplikan novel di atas adalah ..
Ia dipekerjakan sebagai CEO Sunbeam Companyterhitung sejak bulan Juli 1996. Semenjak ia bekerj Sunbeam Corporation – merubah haluan artis Albert “Chainsaw” Dunlap meningkatkan pendapatan bersih dengan curang mencatat $62 juta penjualan. Perusahaan memilih perlindungan bankruptcy pada tahun 2001. Sumbearn Corporation menyajikan ulang hasilKedua, Balai Pustaka, 1917, menerbitkan karya-karya sastra dengan bahasa baku Melayu Tinggi seperti Azab dan Sengsara, 1920, karya Merari Siregar, disusul Siti Nurbaya, 1922, karya Marah Rusli. Berbeda dengan tema sastra sang induk semang Komisi Bacaan Rakyat, tema yang diangkat Balai Pustaka di awal pendirian adalah seputra kritik terhadap 1. Periode ’20 (Angkatan Balai Pustaka) Disebut Angkatan Dua Puluhan karena novel yang pertama kali terbit adalah novel Azab dan Sengsara yang diterbitkan pada tahun 1921 oleh Merari siregar. Disebut pula sebagai Angkatan Balai Pustaka karna karya- karya tersebut banyak diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka.
Jadi, secara tematik, novel Azab dan Sengsara, belumlah secara tajam mempermasalahkan perkawinan dalam hubungannya dengan adat. Sejauh ini, studi terhadap novel Azali dan Sengsara, baru dilakukan pada tingkat sarjana muda, sebagaimana yang tampak dari penelitian Ahmad Tohir (UGM, 1969), Dzukifli Salleh (FSUI, 1962), dan Yacob bin Mohamed Tara
.